Tugas Makalah Prakarya


Makalah Prakarya

Kerajinan Fungsi Hias dan Pakai






















Disusun Oleh :

M. Riffian Syafiq Azhar ( 19 )
M. Fajar Alidansyah ( 20 )
M. Alwan Rizqullah ( 21 )
Nadia Silfa Heidiyana ( 22 )
Nadiza Rahma Talitanahda ( 23 )
Rajes Wahyu Fersandy R. ( 24 )





TAHUN 2018









KATA PENGANTAR




Puji syukur  penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Kerajinan Fungsi Hias dan Pakai. Makalah ini diajukan guna memenuhi salah satu  mata pelajaran di sekolah.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. 

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan  tentang Kerajinan Fungsi Hias dan Pakai bagi kita semua.







Sidoarjo, 18 Januari 2018



Penyusun

















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................2
BAB I      PENDAHULUAN.................................................................................................................3
                 1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................3
                 1.3 Tujuan............................................................................................................................3 
BAB II  PEMBAHASAN......................................................................................................................4
                 2.1 Prinsip Kerajinan Fungsi  Pakai dan Fungsi Hias............................................................4
                       2.1.1 Prinsip  Kerajinan  Fungsi  Pakai............................................................................4
                       2.1.2 Prinsip Kerajinan Fungsi  Hias...............................................................................5
                 2.2 Produk Kerajinan Fungsi  Pakai dan Fungsi Hias............................................................6
                       2.2.1 Makrame.................................................................................................................6
                       2.2.2 Rajut........................................................................................................................7
                       2.2.3 Batik........................................................................................................................8
                       2.2.4 Jahit Aplikasi.........................................................................................................10
                       2.2.5 Tenun.....................................................................................................................12
BAB III   PENUTUP...........................................................................................................................14
                 3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14
                 3.2 Saran...............................................................................................................................14











BAB I
PENDAHULUAN


 

1.1     Latar Belakang
Kerajinan merupakan bagian dari Seni rupa terapan yang diartikan sebagai proses produksi yang melibatkan keterempilan  manual dalam membuat benda benda kebutuhan  hidup dengan tujuan fungsional (kegunaan) serta memiliki nilai keindahan . Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan,bisa saja dari barang – barang bekas seperti botol bekas, kardus, dan plastik makanan. Dari kerajinan ini menghasilkan benda yang memiliki fungsi pakai atau fungsi hiassama sama memiliki nilaiekonomis  yang dapat menambah nilai jual.
Fungsi Pakai adalah Kerajinan yang hanya mengutamakan kegunaan dari benda kerajinan tersebut dan memiliki keindahan sebagai tambahan agar menjadi menarik. 
Fungsi Hias adalah Kerajinan yang hanya mengutamakan keindahan tanpa memperhatikan guna dari barang tersebut, contoh kerajinan ini seperti miniatur, patung dan lain-lain yang hanya menjadi kenikmatan bagi siapa yang melihatnya.
Kerajinan yang memiliki kualitas tinggi tentu harganya akan mahal, jika kalian memiliki keterampilan dan berusaha untuk membuat suatu produk mungkin dengan kerajinan yang akan anda miliki bisa menjadi suatu usaha yang menjanjikan.

1.2 Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan di bahas dalam makalah ini antara lain :

·         Prinsip kerajinan fungsi pakai dan fungsi hias

·         Produk Kerajinan fungsi pakai danfungsi Hias

1.3  Tujuan 

 Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam kerajinan fungsi hias dan fungsi pakai





BAB II

PEMBAHASAN


2.1     Prinsip Kerajinan Fungsi  Pakai dan Fungsi Hias


Kegiatan membuat kerajinan berhubungan dengan aktivitas pembuatan benda benda kebutuhan hidup. Benda-benda tersebut sangatdibutuhkan oleh seluruh manusia untuk mempermudahdan mempercepat produktivitas kerja. Semakin berkembangnyazaman, kebutuhan akan benda-bendaatau perkakas berkembang tidak hanya sebatasbenda fungsional saja akan tetapi perkakaspun dibuat dengan diperhalus dan diperindah,baik dari segi penampilannya, ukuran, maupunhiasannya
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan dankeindahan tanah air serta budaya karenaanugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kekayaan alam dan budaya Indonesiamerupakan modal munculnya keberagamanmotif, bentuk, bahan, serta teknik pada karyakerajinan Indonesia. Budaya Indonesia yangunik dan memiliki ciri khas kedaerahan menjadiacuan yang dapat menjadi inspirasi dalammengolah sumber daya tersebut sebagai produkkerajinan yang bernilai ekonomis.

        

                2.1.1  Prinsip Kerajinan Fungsi Paka


Indonesia merupakan negara yang memilikikekayaan kerajinan sebagai adikarya bangsa.Beragamnya budaya Indonesia menyebabkankriya Indonesia beragam, unik, dan berkarakterkedaerahan. Tentunya ini memengaruhi penciptaan desain kerajinan fungsi pakai.Pada proses pembuatan kerajinan, nenek moyang kita tidak lepas dari pemaknaannyaselain fungsi artefak itu sendiri. Hal ini memengaruhiproses dalam mendesain sebuahkarya. Maka, penting untuk diketahui berbagaipemaknaan yang ada pada setiap benda kerajinan untuk menghindari terjadinyapelanggaran nilai-nilai tradisi pada karya itusendiri. Di era perkembangan teknologi saat ini,makna simbolik dalam produk kerajinan agak terabaikan karena masyarakat lebih menjunjungtinggi nilai manfaat serta estetikanya saja
                        Adapun prinsip kerajinan fungsi pakaimeliputi hal-hal berikut.

1. Keunikan Bahan Kerajinan FungsiPakai
Kerajinan dapat dibuat dari bahanalam, bahan buatan, bahan limbah organik,danbahan limbah anorganik. Semua bahan dapatdiperoleh dari alam, maupun diolah sendiri,bahkan hingga memanfaatkan bahan limbahyang ada di lingkungan sekitar.

2. Unsur Pesan pada Produk KerajinanFungsi Pakai
Banyaknya perwujudan produk kerajinantersebut tidak lepas dari gagasan ataupun idemanusia yang dapat berawal dari suatu pikirandan kehendak melalui tindak cipta karsa. Apayang selanjutnya dihasilkan dapat merupakanseperangkat karya dengan muatan pesan tertentuyang sangat ditentukan oleh penciptaankreatif manusia.

3. Unsur Rancangan
Proses pembuatan sebuah produk kerajinantidak terlepas dari salah satu unsur penting,yaitu bagaimana melakukan pertimbangansaat membuat rancangan atau desain yangdapat melibatkan berbagai aspek teknologiserta mengandung tanggung jawab terhadapbudaya bangsa Indonesia. Sebagai perancang          atau desainer sebuah produk kerajinan, banyakfaktor yang perlu menjadi bahan acuan danpertimbangan agar produk kerajinan yangdiciptakan menjadi karya yang terbarukan danbukan sekadar memperbanyak kuantitas belaka

 

          2.1.2  Prinsip Kerajinan Fungsi  Hias


Produk kerajinan dibuat tentunya memiliki tujuan.Sebuah produk kerajinan diciptakan memiliki berbagai tujuan.Di dalam makalah ini dibahas tujuan pembuatan kerajinan sebagai penghias yang berarti kerajinan yang dibuat semata-mata sebagai hiasan pada suatu benda atau sebagai pajangan suatu ruang dan tidak memiliki makna tertentu.
Adapun prinsip kerajinan fungsi hias meliputihal-hal berikut.

1. Keunikan Bahan Kerajinan FungsiHias
Sumber daya alam Indonesia yang dapatdimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinantersedia sangat berlimpah. Setiap permukaanbumi memiliki ciri sumber daya alam yang berbedasatu sama lainnya. Seperti laut, sumberdaya alam yang dihasilkan bebatuan, cangkangkerang, sisik ikan, tulang ikan, tumbuhan laut,dan sebagainya. Daratan Indonesia memilikikekayaan alam di antaranya kayu, logam, bebatuan,tanah liat, tumbuhan (serat), dan masihbanyak lagi.

2. Keterampilan Tangan
Dalam sejarahnya, istilah ‘ketukangan’ (keahlian tukang) atau istilah lain perajin, dahulu yang merupakan proses kerja para tukang berkembang menjadi ‘kekriyaan’ (craftmanship). Pada awalnya, pekerjaan yang dilakukandengan tubuh dan tangan tanpa dibekali ilmu desain. Kemudian makin lama berkembang menjadi kerja yang bersifat canggih bahkan dapat melebihi seorang seniman atau desainer. Ketukangan atau perajin tidak terbatas pada keterampilan kerja tangan. Meskipun demikian, kita tetap melihat bahwa keahlian tukang atau pengrajin merupakan keterampilan campuran antara berbagai jenis kerja, tetapi tetap dengan dasar kesadaran material.
Kesadaran material (material conscious-ness) adalah kesadaran bekerja melalui dandengan peralatan yang ada pada kita. Dengankata lain, kesadaran seorang perajin untukmenghasilkan sesuatu yang berkualitas disertaikepekaan kepada apa yang terpaut denganperkakas itu. Artinya, kepekaan si pengrajin kepada tenaga manusia, bahan, alat, lingkungan

3. Unsur estetik
Nilai estetik dalam karya kerajinan fungsi hiasdilihat dari aspek bentuk, warna ragam hias, dankomposisi. Dari segi bentuk disuguhkan \anekaragam bentuk, sesuai fungsi yaitu sebagai produkhiasan, baik bentuk dua atau tiga dimensi. Produkkerajinan dibentuk berdasarkan pada proporsi, komposisi, keseimbangan dan kesatuan, irama,dan pusat perhatian sehingga dihasilkan produkkerajinan yang harmonis.

                        

4. Unsur Hiasan
Unsur hiasan (ornament) adalah unsur dekorasi yang dibuat dengan berbagai cara di antaranya dilukis, diukir, dicetak. Ada dua jenis cara penerapan unsur hiasan pada produk kerajinan: (a) hiasan pada permukaan produk, yaitu hiasan yang dibuat setelah produk kerajinan selesai dibuat, (b) hiasan terstruktur; yaitu hiasan dibentuk sejak awal kerajinan dibuat sehingga menyatu dengan produk itu sendiri. Ragam hias merupakan identitas suatu daerah yang memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda dari daerah satu dengan lainnya.
Ragam hias daerah diaplikasikan pada bermacam-macam benda, seperti kain, ukiran pada rumah dan perabotan rumah tangga, senjata tradisional, alat musik tradisional, busana daerah, aksesoris dan perhiasan. Unsur hiasan yang terdapat pada ragam hias setiap produk kerajinan memiliki nilai tradisi yang begitu kental.



2.2     Produk Kerajinan Fungsi  Pakai dan Fungsi Hias


Kerajinan fungsi pakai sengaja dibuat sesuai dengan pesan fungsional dari sebuah bentuk produk yang diciptakan. Seorang perajin telah merencanakan pembuatan kerajinan berdasarkan fungsinya. Dalam hal ini, perajin terkadang membuat inovasi padaproduk kerajinan mereka yang dinilai telah usang atau membosankan. Salah satucara yang dilakukan adalah menambahkanhiasan pada sebagian karya agar terlihat lebih unik dan menarik.
Di bawah ini merupakan teknik-teknik dalam mengolah produk kerajinan yang memiliki fungsi pakai.

                2.2.1 Makrame


Makrame adalah salah satu produk kerajinan yang berasal dari keahlian merangkai tali. Makrame berarti kerajinan simpul tali. Dengan keahlian menyimpul tali baik dua buah tali, empat buah tali, dan sebagainya1sehingga menghasilkan sebuah karya kerajinan yang selain berfungsi sebagai benda pakai juga mempunyai nilai seni yang menarik. 
Sudah banyak produk yang dihasilkan dari kerajinan makrame yang dijual di pasaran sebagai benda pakai, khususnya sebagai aksesoris untuk menambah kecantikan perempuan di dalam penampilannya, diantaranya sabuk, gelang, kalung, kerudung, tas tangan, dompet. Para perajin makrame membuat simpul dari banyak benang sampai tepi kain dengan menggerak-gerakkan tangan hingga terbentuk anyaman benang yang dekoratif berupa handuk, syal, dan kerudung.

Makrame diyakini berasal dari penenun Arab abad ke-13. Kata macramé berasal dari bahasa Arab migramah ( ), diyakini berarti “handuk bergaris-garis”, “hias pinggiran” atau “selubung bersulam”. Seni makrame dibawa ke Spanyol, dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Makrame diperkenalkan ke Inggris pada akhir abad ke-17. Para pelaut mengerjakan kerajinan makrame sambil berlayar dan dijual  atau diperdagangkan ketika mereka mendarat, sehingga tersebarlah seni ini ke tempat-tempat seperti Cina dan belahan dunia lainnya. Makrame dalam perkembangannya juga dipergunakan untuk membuat hiasan dinding, pakaian, celana pendek, taplak meja, gorden, gantungan tanaman, dan perabotan lainnya.
Perhiasan makrame menjadi populer di kalangan neo-hippie Amerika dan kerumunan grunge mulai pada awal tahun 70-an yang sangat dominan menggunakan simpul persegi dan simpul granny. Jenis ini sering dipakai untukmembuat perhiasan tangan dengan manikmanik, kaca, dan unsur-unsur alami seperti tulang dan kulit. Kalung, gelang tangan, dan gelang kaki menjadi bentuk makrame yang paling populer pada masa itu.

                                                                                
                2.2.2  Rajut

Merajut (bahasa Inggris: knitting) adalah metode membuat kain, pakaian atau perlengkapan busana dari benang rajut. Berbeda dari menenun yang menyilangkan dua jajaran benang yang saling tegak lurus, merajut hanya menggunakan sehelai benang. Sebaris tusukan yang sudah selesai dipegang di salah satu jarum rajut sampai dimulainya tusukan yang baru.
egiatan merajut ini pertama kali dilakukan oleh kaum pria di tanah Arab di Timur Tengah untuk membuat permadani yang diperdagangkan. Keterampilan merajut tersebut dari masa ke masa kemudian menyebar ke penjuru dunia, mulai dari Asia, Eropa, Amerika dan ketika Belanda menjajah Indonesia, keterampilan merajut juga secara tidak langsung dikenalkan dengan istilah hakken (merenda) dan breien (merajut). Seiring perjalanan waktu dari masa ke masa, kaum perempuan semakin banyak menggemari melebihi kaum pria.

Produk-produk yang biasanya dibikin rajutan, yaitu topi, kaus kaki, sarung tangan, sepatu bayi, baju, syal, tas, dompet, bros, baju hangat, selimut, dan lain lain. Selain bisa menghasilkan ketika menekuni hobi merajut ini, ternyata ada manfaat lain dari kegiatan merajut ini. Saat merajut, tanpa sadar, kita melatih fokus, kesabaran dan ketekunan sehingga menyehatkan pikiran dan membuat badan lebih terasa santai.

Rajutan terdiri atas beberapa jenis antara lain.
1.      Single knitt
Merupakan jenis rajutan yang dirajut menggunakan jarum double jenis rajutan ini penggunaannya tidak bisa bolak balik. Rajutan inirapat dan kurang lentur biasanya digunakan untuk kaos
2.      Double knitt
Merupakan jenis rajutan yang memiliki tekstur dan juga corak, sehingga penggunaannya bisa membolak balik. Rajutan ini menghasilkan bahan yang kenyal, lembut, dan lentur.biasanya digunakan untuk pakaian bayi dan anak anak karena bahannya yang aman dan tidak panas saat digunakan
3.      Striper
Disebut juga dengan yarndye merupakan jenis rajutan yang mengkombinasikan benang berawarna pada rajutannya. Rajutan ini bsia di bolak balik dalam penggunaannya. Jenis triper bisa menggunakan single knitt dan double knitt,sehingga rajutan ini biaa disebut  sebagai bahan salur atau warna warni, rajutan ini biasanya digunakan untuk pakaian dewasa seperti kaos, polo, sweater, dll

Jenis jenis benang rajut antara lain.

1.      Benang Wol Besar
Diameter benang ini cukup besar, kira kira 2 sampai 3 mm. Benang ini disebut juga dengan wol kinlon. Biasanya benang ini digunakan untuk membuat syal leher karena hangat ketika dikenakan

2.      Benang Wol Lokal
Benang ini hampir mitrip dengan benang wol besar hanya saja diameternya lebih kecil

3.      Benang Katun
Benang ini mirip dengan benang kasur tetapi seratnya lebih lembut

4.      Benang Bali
Benang ini benang katun yang diameternya sedikit lebih besar dan seratnya besar judga lebih padat

                2.2.3           Batik


Sejak masa lalu, Indonesia telah menggunakan produk batik sebagai alat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mulai pakaian hingga kebutuhan ritual budaya. Dalam sejarahnya, secara magis, pemilihan teknik rintang warna (resist dyeing) pada batik ditujukan untuk mengundang keterlibatan roh pelindung guna menolak pengaruh roh jahat. Para ahli meneliti berdasarkan lukisan-lukisan yang ada pada dinding gua-gua di Indonesia. Kegiatan merintang warna ini sudah dilakukan oleh manusia purba. Gambar yang paling sering muncul adalah gambar tapak tangan yang dibubuhi pigmen merah. Jadi, dapat digambarkan bahwa teknik perintangan warna pada pembuatan kain batik ini dipengaruhi oleh konsep kepercayaan.

Dari teknik perintang warna tersebut, sejak dahulu pula masyarakat Indonesia telah mengenal kain jumputan atau ikat pelangi atau sasirangan atau ikat celup (tie dye). Dalam perkembangannya, batik menjadi kegiatan berkarya dengan teknik yang sama, yaitu merintang kain. Teknik membatik merupakan media yang dapat mempresentasikan bentuk yang lebih lentur, rinci, rajin, tetapi juga mudah. Teknik batik tepat untuk mempresentasikan bentuk bentuk  flora, fauna, serta sifat sifat bentuk rumit lainnya.

Pada batik, terdapat ragam hias yang beraneka rupa. Ragam hias batik merupakan ekspresi yang menyatakan keadaan diri dan lingkungan penciptanya. Ragam hias diciptakan atas dasar imajinasi perorangan ataupun kelompok sehingga hampir secara keseluruhan ragam hias batik dapat menceritakan tujuan atauharapan perorangan atau kelompok tadi. Apabila ragam hias yang diciptakan dipakai berulang ulang dan terus-menerus, pemakaian akan menjadi sebuah kebiasan yang lama kelamaan pula akan terbentuk tradisi dari sekelompok masyarakat tertentu.

Berdasarkan perkembangannya, ragamhias batik sangat dipengaruhi oleh budaya luarsehingga dihasilkan corak batik yang beranekaragam untuk memenuhi kebutuhan masyarakatyang juga beraneka ragam. Berdasarkan wilayahpenyebaran motif pada kain batik dan dilihat jugadari periode perkembangan batik di Indonesia,batik dapat dibagi menjadi dua: batik pedalamanatau sering disebut dengan klasik dan batikpesisir. Kedua istilah batik ini tidak hanyaberlaku pada masa dahulu kala saja, tetapi tetap berlangsung hingga saat ini. Pembeda keduaistilah batik ini terdapat pada cara pembuatannyadan motif atau corak yang ada pada kain batiktersebut.

a.         Batik Pedalaman (Klasik)

Batik pedalaman adalah pengategorian batikyang berkembang di masa lalu. Dahulu pembatikhanya ditemui di daerah-daerah pedalaman.Selain itu juga tidak sembarang orang bisamelakukan proses pembatikan sehingga jarangdijumpai di lingkungan masyarakat luas.Pada masa kejayaan kerajaan di Indonesiaseperti Majapahit, batik hanya ditemui dikalangan raja-raja dan petinggi kraton yang bolehmengenakan kain batik. Maka, pembatik hanyadapat dijumpai di wilayah kraton. Batik kratonadalah batik yang tumbuh dan berkembang di atas dasar dasar filsafat kebudayaan jawa yang mengacu pada nilai-nilai spiritual dan terdapatharmonisasi antara alam semesta yang tertib,serasi dan seimbang.30
PrParkaakrayary Ka eKlaesla IsX I
Para pembatik kraton membuat batik dengan cara yang tidak biasa, yaitu menggunakanbanyak proses dan ritual pembatikan. Parapembatik kraton ibarat ibadah, suatu senitinggi yang patuh pada aturan serta arahanarsitokrat Jawa. Istilah-istilah batik pun mulaidikenal sejak zaman ini dan hampir semuanyamenggunakan istilah dalam bahasa Jawa.Ragam hias diciptakan bernuansa kontemplatif,tertib, simetris, bertata warna terbatas, sepertihitam, biru tua (wedelan), dan cokelat (soga).Ragam hias ini memiliki makna simbolik yang beragam. Maka batik dikenal masyarakatsebagai kebudayaan nenek moyang dari daerah Jawa. Oleh sebab itu, batik pedalaman seringdisebut juga sebagai batik klasik, hal ini sesuaidengan beberapa alasan di atas. Namun, karenaperkembangan masyarakat, batik dapat keluardari kalangan kraton dan menyebar ke seluruhpelosok tanah air Indonesia karena sejalandengan adanya integrasi budaya.

b.         Batik Pesisir

Batik pesisir adalah batik yang berkembangdi masyarakat yang tinggal di luar bentengkraton. Sebagai akibat dari pengaruh budayadaerah di luar Pulau Jawa juga adanya pengaruhbudaya asing seperti Cina dan India sertaagama Hindu dan Buddha. Hal ini menyebabkanbatik tumbuh dengan berbagai corak yang beraneka ragam. Para pembatik daerah pesisirmerupakan rakyat jelata yang membatik sebagaipekerjaan sambilan (pengisi waktu luang) yangsangat bebas aturan, tanpa patokan teknis danreligio-magis. Oleh sebab itu ragam hias yangdiciptakan cenderung bebas, spontan, dan kasardibandingkan dengan batik kraton.

Para pembatik pesisir lebih menyukai caracarayang dapat mengeksplorasi batik seluasluasnya.Akibatnya, banyak ditemui warnawarnayang tidak pernah dijumpai pada batikpedalaman/klasik. Warna-warna yang digunakanmengikuti selera masyarakat luas yang bersifatdinamis, seperti merah, biru, hijau, kuning,bahkan ada pula yang oranye, ungu, dan warnawarnamuda lainnya.Ragam hias pada karya batik Indonesiasangat banyak. Tentunya setiap motif memilikimakna sesuai dengan budaya setiap daerah. 

2.2.4  Jahit Aplikasi


Jahit aplikasi adalah tehnik menghias permukaan kain dengan cara menempelkan guntingan kain pada kain yang berbeda warna dengan dasar kain, selanjutnya diselesaikan dengan jahit tangan teknik sulam yang menggunakan tusuk hias feston. Jahit aplikasi cenderung menghias permukaan benda. Sehingga kegiatan jahit aplikasi dapat dikategorikan sebagai kerajinan yang memiliki fungsi hias. Jahit aplikasi merupakan bagian dari teknik menjahit dan dibedakan menjadi beberapa jenis. 
Adapun jenis-jenis jahit aplikasi terdiri dari:

1.         Jahit aplikasi standart (onlay)

Jahit aplikasi standard (onlay) adalah teknik membuat benda kerajinan tekstil yang dikerjakan dengan cara membuat gambar pada kain,kemudian digunting dan ditempel pada lembaran kain kemudian diselesaikan dengan teknik sulam. Fungsi jahit aplikasi adalah untuk menghias permukaan kain.


2.         Jahit aplikasi pada potong sisip (inlay)

Jenis jahit aplikasi potong sisip merupakan teknik menghias n yang dikerjakan dengan melobangi bagian dasar kain yang telah digambari motif sesuai dengan rencana. Kain yang sudah berlubang itu pada bagian belakang ditempel kain yang berbeda warna dan diselesaikan dengan tusuk hias festoon dapat juga dengan mesin bordir. 

Berikut adalah contoh gambar dari jahit 

3.         Jahit aplikasi pada potong motif

Jahit aplikasi potong motif adalah teknik menghias permukaan kain dengan cara memotong motif yang ada pada kain, kemudian ditempel pada permukaan kain. Jenis teknik ini penyelesaiannya sama dengan jahit aplikasi yang lain. 


4.         Jahit aplikasi pada lipat potong
Jahit aplikasi lipat potong adalah teknik menghias permukaan kain yang dikerjakan dengan tangan atau mesin. Cara dari teknik jenis ini adalah dengan melipat lembaran kain kemudian dipotong sesuai dengan rencana sehingga hasilnya simetriskemudian ditempel pada dasar kain dan diselesaikan dengan tusuk feston. Teknik aplikasi biasanya dikombinasikan dengan sulam datar. 

 


5.         Jahit aplikasi pengisian
Jahit aplikasi dengan pengisian adalah teknik menghias permukaan kain yang dikerjakan secara manual atau mesin. Cara teknik jenis ini sama seperti pada jahit tindas, bedanya pada penambahan potongan kain yang berbeda warna. Pengisi susulan dapat juga ditambahkan dengan penambahan renda dan pita penyelesaian sama dengan teknik aplikasi yang lain. 






2.2.5 Tenun


Menenun adalah proses pembuatan barang-barang tenun dari persilangan dua set benang dengan cara memasuk-masukkan benang pakan secara melintang pada benang-benang lungsin.Sebelum menenun dilakukan penghanian, yakni pemasangan benang-benang lungsin secara sejajar satu sama lainnya di alat tenun sesuai lebar kain yang diingini. Alat tenun dipakai untuk memegang helai-helai benang lungsin sementara benang pakan dimasukkan secara melintang di antara helai-helai benang lungsin. Pola silang-menyilang antara benang lungsin dan benang pakan disebut anyaman.
Jenis kain tenun antara lain
A.    Tenun ikat
Tenun ikat adalah kain tenun yang pembentukan ragam hiasnya dibuat dengan cara mengikat bagianbagian benangnya.

B.     Tenun songket
Tenun songket atau populer dengan sebutan kain songket adalah jenis kain tenun yang penciptaannya dimulai setelah adanya tenun ikat.
Kain tenun memiliki corak ragam hias yang sangat beragam. Pada umumnya, desain motif atau ragam hias yang diterakan pada kain tenun ini berupa motif geometri dan stilasi flora dan meander. Terdapat pula motif binatang tertentuseperti berbagai jenis burung, reptilia, dan naga. Ada juga motif burung kakak tua, burung merak, burung phoenix, ayam, itik, motif naga dan sayap burung garuda dan sebagainya. Ragam hias tersebut merupakan ciri khas wilayah setempatdan biasanya memiliki makna tertentu


           






BAB III

PENUTUP




3.1       Kesimpulan

Kerajinan yang dibuat harus memiliki manfaat bagi kehidupan.Dalam pembuatan sebuah kerajinan harus memperhatikan berbagai hal. Sebagai contoh fungsi hias dan fungsi pakai. Agar dapat menambah nilai ekonomis nya,Kerajian fungsi pakai dapat ditambahkan nilai keindahan atau hiasan.

Dalam proses penambahan nilai keindahan pada kerajianan fungsi pakai ada beberapa teknik, seperti tenun, batik, jahit aplikasi,dll.

3.2     Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi para pembaca. Semoga makalah ini bisa digunakan sebagai sumber acuan untuk makalah-makalah lain tentang daging merah dan daging putih.

Komentar

Posting Komentar